Friday, February 11, 2011

Ke Pulau Sempu

Hari selasa (8 Februari 2011), Aku, mas Danial, mas Tizhar, mas Yuda (PK Yogya), dan "mbak" Catharina (Jerman), pergi ke Pulau Sempu.

Kami berangkat pukul 7.30 an, padahal janjiannya berangkat jam 6.00. :D. Ya biarlah, dan kami pun pergi pake mobil dengan semangat, karena ini baru pertama kali bagiku pergi ke Pulau Sempu, aku pun sangat semangat !!!

Sebelum ke Pulau Sempu, kami harus pergi selama kurang lebih 2 jam dulu ke Pantai Sendang Biru, pantai yang menurut aku ya biasa-biasa aja, tapi pantai itu merupakan dermaga yang akan mengantar para pengunjung ke Pulau Sempu.

Dari Pantai Sendang Biru, kami lantas menyantap dulu bekal makanan yang sudah dibeli tadi pagi, karena kami pagi tadi belum sarapan. Selesai makan, ada seseorang yang menghampiri kami yang menanyakan apakah tujuan kami ini ke Pulau Sempu, dan kami meng-iyakan-nya, tapi bapak itu menyuruh kami untuk pergi ke sekretariat perhutani guna meminta ijin kepada pihak perhutani, gak tau kenapa. Tapi, mas Yuda dan mas Tizhar berangkat ke pos tersebut. kurang lebih 10 menit, mereka kembali, dan hasilnya........ Ternyata ujung-ujungnya duit juga.... Kampret !!!

Kemudian kami menyewa perahu yang ditawarkan Rp. 100 rb untuk pergi pulang sehari itu. Sistemnya adalah setiap perahu dilengkapi dengan nomor, yang mana nanti jika kami sudah ingin pulang, kami tinggal menelepon pihak dermaga dan menyebutkan nomor perahu yang harus menjemput kami, kebetulan nomor perahu kami adalah nomor 9.

Aku pikir dari Pantai Sendang Biru, kami yang diantar pake perahu diesel ini langsung di arahkan ke Pantai Sempu yang katanya indah dan asik, tapi kami malah diturunkan di tepi hutan bakau yang penuh lumpur, karena ini musim hujan, maka lumpur pun ada dimana-mana. Tapi., kata mas Tizhar yang sudah 4 kali ini pergi ke Pulau Sempu, memang ini petualangan yang diperjuangkan untuk sampai ke pantai yang indah.....

Aku yang hanya memakai sandal ini terpaksa melepasnya demi keselamatan dan demi cepat sampainya ke pantai, karena kalo pake sandal, maka permukaan tanah semakin licin. Kakiku yang belum sembuh akibat terkilir pun harus rela juga berjuang di sela-sela akar-akar pohon besar dan batu-batu karang yang dibaluti lumpur, sempat beberapa kali kakiku terkilir, tapi ya sudahlah, yang penting sampai.

Perjalanannya susah banget, tapi untung aja ada jalan kecil yang meski lebih jauh sedikit, tapi aman bagi kami, jadi kami mengikuti jalan kecil tersebut.Di jalan, kami bertemu dengan kelompok-kelompok lain yang juga akan mencoba petualangan menuju pantai di Pulau Sempu, kami pun saling bantu jika ada anggota kami yang kesulitan atau terjatuh, enak banget deh, yang semula gak kenal, tapi bisa bekerja sama.

Akhirnya, setelah perjalanan 2 jam lebih berjalan melewati jalanan tanah yang terjal dan tanpa alas kaki nonstop, kami pun sampai pada pantai yang sudah ditunggu-tunggu dan selama perjalanan sudah menjadi motivasi kami agar tetap sabar dan kuat melewati jalan terjal. Tapi, sebelumnya kami sempat mau menyerah, karena mas Danial dan mas Tizhar ternyata sudah jauh di depan dan sudah tidak lagi mendengar teriakan kami (Aku, mas Yuda, "mbak" Catharina) dan yang bikin aku kesel itu, kami sudah melihat ada laut, tapi kami ada di pinggirannya, jadi pikirku kami ini tersesat dan harus memutari pulau agar sampai lagi di pantai. Tai ternyata memang itu jalan yang benar, dan untuk kesekian kalinya kami berteriak, akhirnya ada jawaban dari mas Danial, kami  pun senang dan langsung menghampiri asal suara itu, dan benar saja, kami sampai ke pantai yang indah itu. :D

Sayang, kami yang sampai ke pantai sekitar pukul 14.00 itu haru s pulang sekitar pukul 15.30, karena takut kesorean kalo perahunya menjemput, soalnya kalo mau nginep, kami gak bawa perlengkapan, seperti tenda, atau paling tidak jaket lah... jadi waktu itu aku manfaatkan sebisa mungkin untuk mengganti rasa lelah selama perjalanan tadi, dengan berenang, makan snack, dan lain-lain.

Akhirnya kami pulang berlima bersama-sama dengan rasa lelah, tapi harus dilakukan, karena kalau tidak ya tidak akan pulang, tantangan kali ini selain jalan yang terjal, adalah ditambah lagi dengan rasa ngantuk. Selama perjalanan, aku terus ngrasa ngantuk, pokoknya pengen tidur lah...

Sampai di Pantai Sendang Biru, kami langsung ke toilet dan membersihkan badan yang bercampur lumpur, sekitar pukul 18.00, kami mulai pulang ke Malang, dan aku yang sudah ngantuk, langsung tidur aja, gak peduli kepala kebentur kaca atau apalah.....
Ini adalah pengalamanku yang pertama yang sekaligus menyenangkan bercampur sedikit kesakitan, karena pundakku yang membawa tas berisi pakaian, minuman 2 bol ini harus sedikit lecet karena terlalu banyak gesekan saat jalan naik turun mungkin.

Dan sekalian aku ngucap selamat jalan buat Catharina yang tanggal 19 Februari ini pulang kembali ke Jerman setelah kuliahnya rampung selama setahun ini di UGM jurusan Sastra Indonesia. :D Selengkapnya...

Powered by Blogger.