Pada akhir tahun 2002 Brex menonton acara "Ripley's believed or not" di salah satu tv swasta, nah ketika sedang asik-asiknya nonton, dia tertarik pada sekumpulan anak-anak muda prancis yang berlari dan melewati penghalang dengan begitu indahnya, melompat, memanjat, salto dan rolling. "YAMAKASI" itulah nama kelompok tersebut, pada awalnya Brex tidak percaya pada olahraga ini, tapi dia sangat suka dengan olahraga yang seperti itu, akhirnya dia mencoba-coba sendiri yamakasi di sekolahannya pada waktu jam istirahat dan pulang sekolah, saat itu dia menamainya dengan "Yakazima" maklumlah dia lupa nama olahraga itu.
Pada awal tahun 2003 keluarlah film Yamakasi di bioskop-bioskop Indonesia, akhirnya dia tahu nama olahraga itu, "Yamakasi!" dengan berbekal uang pas-pasan dia ingin menonton film tersebut, tapi uangnya tidak cukup untuk masuk bioskop (saat itu Rp 7000), akhirnya dengan kecewa dia tidak jadi nonton.
Hari-hari Brex sama seperti biasa, tapi kini dia kelas 2 SMA, pada waktu itu ada obstacle yang lumayan tinggi (dekat kelasnya) setiap hari ketika dia pulang sekolah, dia pasti melompati itu (karena kelasnya di lantai 2), beberapa bulan kemudian temannya memberitahu Brex bahwa dia meloncati itu seperti aksi di Yamakasi, kemudian Brex bertanya :
Brex : "kok kamu tahu Yamakasi ?"
Temen : "ya, karena aku barusan lihat filmnya"
Brex : "apa masih diputar di bioskop"
Temen : "enggak! aku lihat di VCD!"
sejurus kemudian dia minta temannya untuk meminjami VCD itu, akhirnya Brex lihat film itu.....
Sejak saat itu dia rajin ke warnet untuk cari informasi tentang olahraga itu, tapi hasilnya tetap nihil, putus asa dengan keadaan itu, dia tidak pernah mencari lagi informasi Yamakasi di internet, apalagi dia sudah naik kelas 3, konsentrasinya hanya pada UAN.
Lulus di sekolahannya (MAN Malang 1) Brex ngelanjutin pendidikannya di Wearness pada jenjang D1 Jurusan Desain Grafis, UAN sudah selesai, cari-cari informasi Yamakasi kumat lagi, kali ini dia berhasil mendapatkan informasinya, tapi hanya filmnya yang kedua "The Great Challengge", lagi-lagi uangnya habis sebelum sempat nonton di bioskop, tapi beberapa minggu kemudian sudah ada VCDnya.
Hampir 3 bulan dia sudah mengganyang pendidikan di Wearness, hasilnya dia coba mendesain-desain apapun yang berbau olahraga Yamakasi. ketika komputernya kena virus brontok, dia terpaksa ngeformat drive C: nya (karena saat itu dia belum kenal komputer dan anti virus), setelah format, dia pinjam CD master desain (Corel, Adobe, Macromedia, dll) ke temennya yang bernama Max, saat dia membuka CD itu, ada beberap trailer film (mulai dari iklan-iklan lucu sampe bokep), satu persatu dia melihat trailer itu.... "DAMN!! ada salah satu trailer Yamakasi!", ternyata ada satu trailer aksi yamaksi, tapi bukan Yamakasi, diakhir trailer tersebut di perlihatkan situs www.urbanfreeflow.com
Dengan berbekal uang pas-pasan, akhirnya Brex ke warnet untuk cari informasi tentang Urban Freeflow itu, ketemu! ya, akhirnya Brex mengetahui apa itu Urban Freeflow dan apa itu Yamakasi, ternyata olahraga itu adalah PARKOUR. hampir setiap hari Brex menyempatkan ke warnet untuk cari-cari informasi, alhasil, dia dapat basic beserta video-video dari situs-situs Parkour di seluruh dunia.
Setiap hari Brex mempelajari basic itu, kemudian sorenya dia mencobanya sendirian, paginya juga begitu, daripada tidur dia lebih memilih belajar Parkour sendirian.
Tepat pada 26 Desember 2005 Brex didatangi temannya, dia tertarik dengan apa yang dilakukannya, namanya Isa dan luqman, akhirnya mereka memutuskan belajar bareng, besoknya lagi teman-temannya Brex dan Isa juga ikut bergabung, tapi hanya beberapa hari saja mereka out karena olahraga ini terlalu bahaya bagi mereka, beberapa minggu kemudian para Traceurs (pemain Parkour) Malang ini berembuk untuk mendirikan komunitas Parkour Malang, nama yang mereka sepakati untuk pertama kali adalah "Yamakasi Indonesia" tapi kemudian ditolak Isa, dia memutuskan "J-COM (Jumpers Community)" Brex setuju, akhirnya kita pakai nama itu, selang beberapa hari Moneer, le-chat, dan wild-ana bergabung, saat itu jumlah traceurs ada 6.
Pada akhir Januari Brex menemukan nama yang cocok untuk komunitas Parkour Malang, "Play_on" yang diambil dari bahasa jawa (playon) yang berarti "berlari" dan juga bisa berarti "bermain" dalam bahasa inggris (play on). akhirnya para Traceurs berunding untuk nama baru itu, dan akhirnya mereka menyepakati "Play_on" untuk nama komunitas Parkour Malang.
Tambahan :
Dan kini sebenarnya ada banyak anggota Play_On Parkour Malang yang didominasi oleh remaja SMA, namun yang sering latihan ini masi tidak terlalu banyak, harapan saya yang latihan lebih banyak lagi, lebih semangat, karena kita semua sama-sama belajar. Dan moga-moga untuk JAMMING NASIONAL juga banyak yang ikut... :D
Selengkapnya...
Friday, April 15, 2011
Sejarah Singkat Play_On Parkour Malang
Label:
Pengetahuan
Subscribe to:
Posts
(Atom)
Powered by Blogger.